Di puncak rindu,
rasaku candu dalam pembuluh
semakin kukasih,
semakin ia meminta lebih.
ia seperti laut
semakin kutelan
semakin menambah kehausan.
(Dan aku tak bisa berhenti menenggaknya sebab hanya itu yang kupunya)
Di puncak rindu,
rasaku menggumpal mengental
jadi palu yang mengetuk-ngetuk kepala;
ingin menghancurkan dada
(Sebab ia merasa terjebak di dalam sana)
rasaku jadi air mata
sebab itu satu-satunya cara ia bisa keluar
setelah kata-kata (dalam cerita, puisi, atau do'a)
tak lagi bisa mengantar sabar
Di puncak rindu,
hanya ada satu yang akan menormalkanku
KAMU.
(Utuh tanpa syarat apa-apa lagi)