Monday, September 22, 2014

LDR (I'm Done Playing Games)

I'm done playing games, you see,
You are no trophy or prize money.
Not that i don't want to court properly
Or am obsessed with brutal honesty,
I just think we can agree
That we'll be better off with old fashioned clarity.

Don't get me wrong, I'm not opposed to the beauty
Of unraveled mistery
Or the fun of throwing the ball back and forth relentlessly
It's just that I'm no master of semiotics or psychology
And a wrong reading could cost us dearly.

I'm done playing games because distance is a known enemy
And I want this to be real, not a fantasy.

Sunday, September 14, 2014

say no more

Jangan katakan apa-apa lagi
Sebab kata adalah garam pada luka saat ini

Jangan katakan lagi
Sebab kata yang penuhi udara menyesakkan

Jangan katakan
Sebab do'a mungkin tak terkabul sementara hati berekspektasi

Jangan
Sebab ini pun sudah terlalu.


Friday, September 12, 2014

Disana

Disana,
harapan serupa ulat hibernasi
dalam kepompong ketakutan
ia tak berani keluar, tak berani dikeluarkan

bukan karena ia bodoh
tapi sebab ia cukup bijak untuk tahu
waktunya belum tiba

Disana,
tujuan serupa nada terakhir
sebuah konser simfoni
ia ada, tapi tak dinanti
bukan karena ia tak penting
tapi sebab banyak yang harus dinikmati sebelum ia sampai

Disana,
sebuah hati duduk di tepi hujan
memandang bintang
ia tak bermimpi, ia tak berlari
ia menikmati sebelum tiba ketika itu

Friday, September 5, 2014

Lagi

Writing is a luxury.  Writing is a privilege.

Menulis itu adalah sebuah kemewahan.  Menulis adalah kemewahan yang hanya dimiliki oleh mereka yang telah belajar--dan berhasil belajar--menulis.  Tapi kemampuan merangkai huruf menjadi kata dan merumuskan kalimat hanya sebagian kecil dari kemewahan menulis.  Menulis adalah kemewahan.  Kemewahan yang hanya dimiliki oleh mereka yang mampu mengendalikan diri.  Bagaimana tidak?  Untuk menghasilkan tulisan yang baik, seseorang harus memiliki pola pikir yang baik pula.  Tulisan yang runut muncul dari pikiran yang runut.  Pikiran yang tidak tenang akan tercermin pada hasil tulisan yang kacau.  

Menulis adalah kemewahan yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang bahagia.  Bahagia karena mampu merasa cukup.  Bahagia bukan karena tidak ada lagi yang kurang, tapi karena meyakini bahwa kekurangan itu akan bisa ditutupi seraya mensyukuri dan menikmati yang telah ada.  Ketika hati--atau jiwa, atau otak, atau diri--telah merasa cukup, ia akan mampu mengalihkan energinya untuk berkarya, mencipta.  Menulis adalah kemewahan yang hanya dimiliki oleh mereka yang tenang--yang mampu menenangkan diri.  Dalam keadaan tenanglah sebuah tulisan tercipta.  

Menulis adalah sebuah kemewahan.  Menulis adalah sebuah hak khusus yang dimiliki oleh mereka yang mampu tenang, yang mampu menyusun dan merapikan, yang mampu menemukan mata badai untuk duduk sejenak dan menikmati kedamaian di tengah hempasan.  

Kemewahan dan hak khusus yang saat ini tidak saya miliki.

Selamat siang.

About Me

My photo
seorang separuh autis yang memandang dunia dari balik kaca jendelanya. ia duduk diam mengamati,membaca dan menafsir tanda, mencari makna.