Saturday, November 1, 2014

Istri dan Puisi

Temanku pernah bertanya,
"Jika puisimu itu ekspresi emosi,
kenapa tak pernah kujumpa istrimu didalamnya?"
Maka, ini jawabnya:

"Sebab ia nyata,
sementara puisi hanya kata-kata
dan kata-kata adalah angin yang singgah di telinga
mungkin hinggap di benak, mungkin diingat,
tapi lebih mungkin dilupa;

Sebab ia disini,
sementara puisi muncul dari imaji
dari tumpukan harap tak jadi
dari yang tak tersalurkan, dari mimpi
diselipi emosi;

Sebab ia tempat pulang,
sementara puisi adalah pelarian
dari beban, dari perjalanan, dari kisah nyata
semacam gerbang pribadiku ke Narnia,
atau ibu peri kalau aku Cinderella;

Sebab puisiku lahir dari kekacauan,
dari luka, dari gundah, yang dilebih-lebihkan,
sementara ia adalah definisi bahagia sempurna
yang tak pernah benar-benar kutemukan cara
untuk menggambarkannya."

Begitulah, kawan, istriku takkan bisa dimasukkan dalam sebuah antologi.

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
seorang separuh autis yang memandang dunia dari balik kaca jendelanya. ia duduk diam mengamati,membaca dan menafsir tanda, mencari makna.