Semalam, Mahmouds kembali berkumpul. (Mahmouds adalah sebuah nama yang dipilih secara acak berdasarkan celetukan yang dulu sering kami keluarkan, oleh saya nama itu kemudian dijadikan singkatan dari 'merely a human motivated on useful deeds' agar memiliki makna. Demikianlah saya dan teman-teman menyebut keluarga kecil kami dengan harapan kami bisa benar-benar berguna.) Kemarin, saya memang sedang suntuk, jadilah saya menggulirkan sebuah rencana dengan tujuan akhir agar saya bisa mengobrol bersama teman-teman. Saya mulai dengan mengabarkan kepada Citra bahwa saya sudah mengunduh episode terbaru dari beberapa serial tv yang sama-sama kami ikuti. Saya tahu bahwa Citra pasti akan ingin segera menontonnya dan karena Citra bekerja, ia pasti akan meminta suaminya, Gege, untuk menjemput file-file tersebut ke tempat saya bekerja. Saya sudah cukup kenal Gege untuk tahu bahwa ia enggan bepergian sendirian, dan saya tahu ia pasti akan mengajak serta Oom Arun. Saya sudah cukup hapal pola dan mekanismenya, keberadaan Oom pasti akan mengundang Tew juga. Selebihnya, tinggal menghubungi Erin dan Mia. Jadilah semalam kami berkumpul, saya, Dilla, Gege, Oom, Tew, dan Erin, serta Nurul yang dibawa oleh Oom. Citra tak ikut karena bekerja, Mia sedang membereskan kegiatan teaternya, Black lupa saya kabari.
Pada pertemuan terakhir, saya menginisiasi sebuah usaha untuk memunculkan kembali komunikasi yang berkualitas. Saya mengajak teman-teman untuk sama sekali tidak memeriksa telepon pintar kami ketika kami berkumpul, kecuali jika jelas bahwa ada yang menghubungi. Saya tidak mau kami benar-benar total mengabaikan perangkat komunikasi tersebut karena saya tahu beberapa dari kami sangat mengandalkan device guna kepentingan usaha. Jika memang ada telepon masuk dan kami abaikan, saya tak mau itu berakibat fatal. Jadi kesepakatannya adalah, semua perangkat diletakkan di meja dan dibiarkan. Orang pertama yang memeriksa perangkatnya (tanpa indikasi jelas bahwa ada yang menghubunginya lewat perangkat tersebut) harus membayar setengah dari jumlah bill kami semua. Saya merasa perlu melakukan ini bukan hanya untuk memperoleh kualitas obrolan, menikmati kebersamaan kami, tapi juga untuk mencegah diri sendiri agar tidak terjebak ke dalam tren terkini dimana memeriksa device setiap beberapa menit merupakan sebuah norma.
Obrolan-obrolan kami semalam adalah obrolan ringan. Sekedar menghabiskan malam bersama teman-teman dan melepaskan penat dalam pikiran.
Pada akhir pertemuan, saya mendapat sebuah kabar. Karma, yaitu balasan atas suatu tindakan yang mungkin (mungkin juga bukan) merupakan konsekuensi langsung tindakan tersebut (bahkan seringkali justru tidak ada korelasi antara tindakan dengan pembalasan tersebut), terjadi. Ini definisi karma menurut saya. Menurut KBBI, karma adalah 1. perbuatan manusia ketika hidup di dunia dan 2. hukum sebab akibat. Saya tak mau menceritakan rinciannya karena ini adalah kisah orang lain yang sifatnya (menurut saya) teramat sangat pribadi. Tapi inti dari ceritanya adalah ini, ia yang mengirimkan luka pada gilirannya memperoleh luka, dan kami, para penyaksi, memperoleh tawa. (Tawa memang bukan reaksi dewasa pada kasus ini, tapi saya tak peduli. Saya tertawa bukan karena ia luka, saya tertawa karena ironi semesta selalu lucu dan sebab keyakinan saya benar: kita tak perlu melakukan apa-apa untuk membalas seseorang, cukup diamkan saja. Semesta akan membalasnya untuk kita.) Semoga ia belajar dari apa yang ia alami.
Kopi malam tadi bisa membuat kepenatan saya sejenak mereda. Masih akan ada lagi, saya tahu, tapi untuk saat ini, cukup dulu.
Selamat siang.
No comments:
Post a Comment