Monday, December 1, 2014

melarikan diri

saya sedang penat, fisik dan mental.  saya butuh melarikan diri sejenak dari sumber kepenatan saya.  ini adalah salah satu tempat (atau bentuk) pelarian saya.  hasil dari berlari-lari ini, yang mampu meminjamkan sedikit kesegaran untuk bertahan sedikit lagi, adalah berikut:



Mencari

Menatap matahari, mencari cahaya
Menatap mata, mencari kaca

Tuhan terbunuh di atas sofa
Ketika memperawani calon istri
Tuhan tidak, tapi nurani mati

Menatap tanah, mencari kawan
Menatap luka, mencari alasan

Agama direduksi jadi persamaan untung rugi
Wacana basa basi di warung kopi
Iman, sekedar retorika mimbar

Menatap nisan, mencari tujuan
Menatap hati, mencari . . .

Mati



bagiku, ia

bagiku, ia selalu sebuah paradoks:

ikatan yang membebaskan, kebebasan yang mengikat
yang ada ketika tiada, ketika ada yang tiada

bagiku, ia paradoks, tapi tak pernah teka-teki:

keharusan menebak-nebak jawab dari isyarat-isyarat yang belum
tentu mengisyaratkan jawab; mungkin kau saja yang mengada-
adakan arti pada kata demi mencari maknamu sendiri

bagiku, ia selalu tapi tidak
bagiku, ia tidak tapi selalu

ketika ia sudah memenuhi dada dan kepala yang terlalu kecil, maka tumpahlah ia, ke udara

sebab bagiku, ia
bagimu? entah.

 


No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
seorang separuh autis yang memandang dunia dari balik kaca jendelanya. ia duduk diam mengamati,membaca dan menafsir tanda, mencari makna.