Tuesday, June 17, 2014

Kopi, Hujan, dan Percakapan

Aku dan Hatiku:

Tentang tirai waktu

Aku pada hatiku:
Percakapan tak bisa dibawa pulang dalam bungkusan.

Yang ada adalah kini, sebuah tabir
Yang lalu adalah memori, dan
Yang nanti menanti sampai menjadi kini
Yang kita bisa hanya menyimpan memori dan tak memaksa nanti  menjadi.
Ini sabar.

Tentang keterikatan yang membebaskan

Hatiku padaku:
Hujan masih belum mau berhenti. Jangan salahkan, ia pun bagian tekateki.

Ketika membebaskan, ketakutanmu bukan lagi keterikatan
Ketika belum mewujud, ia adalah tujuan
Ketika harap menjadi tidak, ia mungkin menghancurkan, tapi
Ketika ini, tidak ada pasti, segalanya  potensi.
Ini sadar.

Tentang janji yang tak menjanjikan; kemungkinan ketidakpastian

Aku dalam hatiku sendiri:
Kopiku telah usai, mari beranjak
Sudah saatnya percakapan ini jadi jejak;
Kesabaran yang sadar dan kesadaran yang sabar, memang tak banyak
Tapi hujan menyimpan sajak pada benak.


(saya merasa masih ada yang kurang dari tulisan ini, entah apa, seperti ada yang belum tersampaikan dengan sempurna.  Tapi biarlah, semoga nanti ia menunjukkan diri.)

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
seorang separuh autis yang memandang dunia dari balik kaca jendelanya. ia duduk diam mengamati,membaca dan menafsir tanda, mencari makna.