Friday, December 5, 2014

. . .

Tentang [semacam] Pencarian

Aku dan kata serupa dua bocah sebaya
bermain bersama kemana-mana
di ladang.  memanjat kelapa.  mencuri mangga
di pantai.  tanpa alas kaki.  tanpa takut matahari
kami senang berlarian
aku selalu mengejarnya, tapi
ia yang selalu menangkapku

Suatu hari, kami bermain petak umpet.
Aku yang jaga, menutup mata
ia sembunyi, dalam sepotong puisi

Lalu, pada hitungan keseratus
--yang meski kulafalkan dalam sepuluh tarikan nafas
tapi entah kenapa terasa sangat lama--
aku membuka mata. tiba-tiba dewasa
kata sudah tak ada di persembunyiannya.
Aku rasa ia masih sembunyi di puisi itu, tapi carik kertasnya entah sudah dimana

Ada yang bilang ia dipanggil pulang, disuruh mandi dan mengaji oleh ibunya
Ada yang bilang kertasnya terbang lalu dibantai hujan
Ada yang bilang ia dimakan mawang sebab mengencingi pohon durian di hutan belakang
Ada yang bilang ia ikut perang, mati di tanah seberang
Ada yang bilang ia marah sebab aku curang; mengintip ke arah mana ia lari
Ada yang bilang ia jadi bayang-bayang, pergi setelah petang
Tapi tak ada yang berani bilang ia hilang
Ia pasti masih sembunyi dalam sepotong puisi.

Sampai saat ini aku masih mencari, sesekali,
kalau aku punya waktu sendiri,
dalam kolom mingguan di koran, di kotak blog teman-teman
di buku puisi perpustakaan, di tukang majalah bekas langganan.
Kadang, aku bahkan merasa seperti melihat punggungnya
tapi, meski kutunggu, tak ada yang menangkapku.

Tidak, aku sudah tak kehilangan, tak pun terlalu rindu
aku hanya ingin tahu, ingin menemukan puisi itu
sebab aku tiba-tiba dewasa
sebelum selesai membacanya.

4 comments:

About Me

My photo
seorang separuh autis yang memandang dunia dari balik kaca jendelanya. ia duduk diam mengamati,membaca dan menafsir tanda, mencari makna.