Purnama tembaga
malu pada pucuk-pucuk jambu
menyapa, "Apa kabarmu?"
Pemuda itu bersiap jadi pemuja
mengirim harap lewat asap
semoga ia ingat
Purnama tembaga
menguning di puncak kepala
mengajak kenang naik ke permukaan
Pemuja itu menyiapkan kisah
merapal do'a purna
semoga ia tak hilang
--Lalu malam jadi kabut, mengundang embun.
Puja pemuda itu terjebak antara do'a dan dosa
Antara dulu dan nanti, menjelang dini
Matahari mata hati--
Purnama tembaga
diselimut kabut dini hari
menyelip senyum pada fajar hujan,
"Sampai jumpa lagi."
Pemuda pemuja itu jadi tua
jadi kenang yang terselip dibalik kata-kata
pagi melupa malam.
No comments:
Post a Comment