Tuesday, October 20, 2015

Kenanglah Aku

Kenanglah, kenanglah aku
pada antara reguk kopimu
sebab aku ingin dikenang.

Disini, tak ada sesiapa bersamaku
tak ada yang tahan mendengar ocehan,
tak ada yang sudi berbagi mimpi,
tak ada kamu.

Aku telah mencoba mengobrol dengan diriku sendiri;
tapi ia hanya memutar bola mata dan tak mengucap sepatah kata
kecuali untuk menyuruhku menutup mulut dan berhenti mabuk.
Aku belum mencekiknya hanya sebab aku enggan mati bunuh diri.

Kawan,

Kenanglah aku
pada antara hembus rokokmu.

Disini hanya ada kenangan yang sudah jenuh kuingat-ingat
serupa kaset yang kau putar berulang-ulang
sampai ia akhirnya menolak bersuara
atau kau muak mendengarnya.
Disini tak ada kamu.

Kawan,

Tuliskan puisi tentangku agar aku tahu
kau mengenangku,
agar tenanglah aku, senanglah aku
dalam kenanganmu.

1 comment:

  1. Somehow it sounds like one of those translated poetries I used to read in "Chicken Soup for Teenagers" back in my high school years. Or is it just me?

    ReplyDelete

About Me

My photo
seorang separuh autis yang memandang dunia dari balik kaca jendelanya. ia duduk diam mengamati,membaca dan menafsir tanda, mencari makna.