purnama malam tadi serupa gadis lugu
bercadar awan tipis, tersenyum malu-malu
entah siapa yang ia goda, entah siapa saja yang terpesona
selain para pemuda jatuh cinta
di antara desau angin,
aku dengar anjing menggonggong
serigala melolong;
burung hantu diam-diam membuka mata lebar-lebar
sementara separuh isi dunia lelap dalam lupa
mungkin itu isyarat rindu malu-malu yang hanya dipahami pemiliknya
disini, aku menulis surat cinta tanpa tahu bagaimana menyampaikannya
kecuali dengan duduk dan bercerita sampai bintang terkantuk dan angin ngamuk
bersegera mengantar fajar untuk mengusir rindu usilku ke bawah bantal
agar mimpi jadi puisi tentang purnama malam tadi.
No comments:
Post a Comment