Kenapa (kebanyakan) manusia mengantuk ketika bosan?
Pertanyaan ini muncul di otak saya ketika sedang berusaha memikirkan cara produktif untuk menghabiskan hari ini, sebab saya tidak mau melamun lagi. Ini hari Senin. Senin selalu berarti sedikit pengunjung, yang pada gilirannya berarti sedikit kesibukan. Saya memutuskan untuk menulis tentang kenapa saya (atau kita) mengantuk ketika bosan atau ketika tidak ada pekerjaan. Setelah membaca-baca sekilas mengenai topik ini (dari berbagai sumber yang disediakan oleh Oom Google, baik yang terpercaya maupun tidak), saya mendapatkan sejumlah informasi.
Jika dirangkum, penyebab kenapa kita mengantuk ketika bosan adalah seperti ini. Secara psikologis, otak akan memerintahkan tubuh untuk tidur ketika ia mensinyalir bahwa tubuh sedang lelah. Masalahnya, otak tidak memahami realita. Ia hanya menafsir tanda-tanda. Sialnya, tanda-tanda yang harus ditafsir oleh otak untuk kebosanan dan kelelahan adalah (kurang lebih) sama. Jadi, sewaktu saya datang ke tempat kerja, otak saya secara bersemangat mengantisipasi (mempersiapkan diri menghadapi) pekerjaan. Ketika kemudian ternyata tidak ada pekerjaan, selain rutinitas yang tidak pernah diregister oleh otak, antisipasi tersebut tidak akan terwujud. Secara keseluruhan, otak akan membaca bahwa tubuh tidak bergerak aktif sebagaimana yang telah diantisipasinya. Karena otak tidak memahami realita, ia akan mengira bahwa tubuh sedang lelah. Sebab tanda-tanda tubuh yang lelah sama seperti tanda-tanda yang sedang ia baca: kurang aktif.
Ketika Anda bosan, postur tubuh akan otomatis merunduk. Ini disebabkan oleh alam bawah sadar Anda yang mengira bahwa dengan merendahkan ekspektasi (yang diterjemahkan secara tidak sadar menjadi merendahkan posisi tubuh), otomatis kesenjangan antara antisipasi dan realita akan terjembatani. Postur tubuh yang lebih rendah ini (membungkuk, slouched, leuleus) akan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke otak--saya malas membaca bagaimana persisnya ini terjadi--yang pada gilirannya akan membuat otak makin percaya bahwa tubuh sedang lelah.
Demikianlah, otak kemudian memerintahkan tubuh untuk tidur dengan memberikan isyarat-isyarat berupa kantuk.
Pandangan lain mengenai hal ini menjelaskan bahwa otak yang merasa kurang tertantang (bosan) akan cenderung lebih mudah menonaktifkan dirinya yang oleh tubuh dipahami sebagai tanda-tanda bahwa tubuh butuh tidur. Inilah sebabnya ketika Anda mengantuk karena bosan, kemudian berusaha tidur, kantuk Anda seringkali malah hilang. Sebabnya, ketika Anda berusaha tidur, otak kembali menemukan tantangan, sehingga menjadi aktif dan awas (alert) kembali.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa memperkaya.
Terima kasih.
No comments:
Post a Comment