Tuesday, April 22, 2014

Tentang Senja dan Sekantung Tanya

Ada tanya menyumbat kerongkongan
Tak tertelan, tak bisa dikeluarkan
Tentang senja yang kau kantongi kemarin dulu
: Untuk apa?  Kenapa matamu melihat jingganya begitu berbeda?
   Apakah kenangkenangan akan sepotong suasana akan membuatmu lebih  
   bahagia?

Aku bertanya sebab aku sudah lupa pada langit
dengan segala cahayanya yang kutinggalkan
Ketika aku memilih menyadari
Bahwa sayap yang ditumbuhkan hanyalah ilusi
Takkan mampu membawaku kepada purnama, bintang, atau matahari
Menyadari bahwa yang kurindu adalah terang itu saja, inspirasi
Yang mungkin hilang jika aku terbang

Saat ini, aku berbaring sambil mengingat rasa tanya yang tersangkut
Memandang awan
Menceritakan kenangkenangan
Mensyukuri bahagia yang diberi bumi
Berdo’a
: Semoga kau tak tercekik tanya.  Semoga kau tahu bahwa bahagia itu ada
  dalam hatimu.

2 comments:

  1. ada bahagia di masa lalu yang belum tuntas.

    seperti itu. seepertinya.

    ReplyDelete
  2. Baiklah.
    Kumpulkan semua senja Jogja yang jingganya berbeda. Tempelkan mereka di tembok kamarmu. Jadikan pembatas buku. Tapi kau harus tahu bahwa ketika matahari itu tergantikan bulan, senja hanya ada dalam kepala.

    Yang berarti: bahagia yang kau cari hanya residu memori. Dan bukankah memori itu ilusi ketika kita ada di saat ini?

    Jangan buang kenangkenanganmu tentang kebahagiaan, tapi jangan pula berharap ia akan ada lagi. Sebab momen hanya terjadi sekali.

    Itu inspirasiku malam tadi. Itu yang kuyakini. Entah bagaimana kau. :)

    ReplyDelete

About Me

My photo
seorang separuh autis yang memandang dunia dari balik kaca jendelanya. ia duduk diam mengamati,membaca dan menafsir tanda, mencari makna.