Selamat sore,
Saya sudah cukup dewasa untuk tahu bahwa apa-apa yang pribadi harus disimpan dekat hati dan ranah publik adalah untuk ide-ide yang berguna saja. Tapi untuk kali ini, biarkan saya berbagi.
Saya adalah salah satu yang hidup di masa lalu. Maksudnya, semua makna diri saya telah saya masukkan ke mesin waktu dan saya tinggalkan disana, pada titik itu. Saya kuburkan pada titik ketika saya memutuskan untuk maju. Sejak titik itu, makna diri saya tak lagi ada, saya tak lagi berarti apa-apa bagi diri saya sendiri. Saya mungkin berarti bagi orang lain, bagi dunia, bagi sesuatu yang ada di luar diri saya, tapi tidak bagi diri saya. Saya memilih seperti ini sebab saya lebih bahagia seperti ini, mencangkokkan kebahagiaan diri pada kebahagiaan orang lain, bahagia pinjaman dari orang-orang yang memang berarti.
Saya tak pernah lagi peduli pada kebahagiaan diri sendiri, sebab saya merasa bahwa diri saya tidaklah penting bagi skema keseluruhan semesta ini. Saya masih ada hanya untuk berusaha membahagiakan mereka yang saya anggap pantas bahagia. Berusaha berkontribusi pada semesta dengan berusaha membantu mereka. Mungkin yang saya lakukan tetap sama sekali tak berarti bagi semesta, tapi setidaknya saya bisa bahagia ketika saya bisa membantu mereka untuk tersenyum. (Mereka disini adalah segelintir orang yang kebetulan saya temui dalam perjalanan saya dan kebetulan sedang berada dalam masalah. Sebab saya merasa bahwa dunia sudah cukup banyak masalah, saya berusaha meringankan masalah mereka. Dan sebab saya paling tidak bisa melihat mata yang luka, apalagi jika mata itu saya kenal.)
Saya hidup dalam masa lalu. Dan kebahagiaan sejati saya berada pada para masa lalu itu. Masa lalu yang saya simpan dalam kotak memori. Dan tidak ada yang lebih menghancurkan saya daripada ketidakmampuan untuk membantu mereka mencapai bahagia, apapun definisi bahagia bagi mereka.
No comments:
Post a Comment