Act begins.
(Pagi hari. Setelah jalan-jalan pagi dan memetik sejumlah bunga liar).
Zia: "Ayah, Bunda mana?" (dengan nada penasaran)
Ayah: "Kan, Bunda kerja... kamu lupa?"
Zia: "Lupa, Zianya. Hehehehe.... Ayah, lupa Zianya.... Ayah kerja?"
Ayah: "Iya, dong. Kan Ayah mau mandi, terus ganti baju, terus kerja, deh."
Zia: "Ayo masak-masakan, Ayaaah."
Ayah: "Jangan pake ngerengek, dong. Ayah ga mau kalo kamu ngerengek."
Zia: "Ayo, masak-masakan, Ayah."
Ayah: "Sok, ambil kompornya."
Zia: "Ama Ayah, dong."
Ayah: "Kok ama Ayah? Ama Zia dong, Ayah kan mau mandi."
Zia: "Minta tolong, Ayah. Ambilin kompor."
Ayah (sambil mengambilkan kompor mainan di kotak mainan): "Ama apa lagi, Putri Cantik?"
Zia: "Ama sendok... ama minyak... ama bumbu... ama... apa lagi ya?"
Ayah: "Udah?"
Zia: "Udah...... Sendoknya jangan yang itu, Ayah."
Ayah: "Yang mana, dong?"
Zia: "Yang satu lagi, dong."
(Ayah mengambilkan sendok mainan lain.)
Zia: "Yang ini simpen aja."
(Ayah menyimpan sendok mainan.)
Ayah: "Kamu masak-masak sendiri, ya. Ayah mau mandi dulu. Oke?"
Zia: "Oke."
(Ayah selesai mandi dan ganti baju dengan seragam kerja. Membawa tas dan kaos kaki.)
Zia: "Ayah, siniin."
Ayah: "Siniin apa, Putri?"
Zia: "Siniin... kaos kaki..."
Ayah: "Ini kan punya Ayah, dong. Kamu pakai punya kamu, dong."
Zia (mengambil kaos kaki yang dibawa Ayah): "Zia pakai ini aja. Kan mau kerja."
Ayah: "Nggak, dong. Ayah yang kerja. Kamu di rumah aja, belajar baca."
Zia: "Mau ikut Ayah."
(Zia berjalan ke teras dan mengambil sepatu Ayah, kemudian mengenakan kaos kaki dan sepatu tersebut).
Ayah: "Siniin, Putri. Kamu pake sepatu kamu, dong. Ayah pake sepatu Ayah."
(Zia melepas kaos kaki dan sepatu Ayah kemudian masuk ke rumah, Ayah mengenakan kaos kaki dan sepatu. Zia kembali ke teras dengan menenteng sepatunya, Ayah bersiap berangkat.)
Zia: "Ayah, tunggu.... Zia mau ikut kerja."
Ayah: "Ga boleh dong, Putri. Masa kamu kerja? Kamu di rumah aja, ya. Nanti kalo Ayah pulang, kita baca buku lagi. Okay?"
Zia (dengan nada sedih, mengangsurkan tangannya): "salam.... cium dulu. Dadaah, Ayah."
Ayah: "Sini peluk dulu."
Zia: (Sambil memeluk Ayah): "Peluuuuk. Zia jangan rewel ya. Iya, Ayah."
(Ayah berangkat sambil melambaikan tangan.)
End of Act
No comments:
Post a Comment