Disana, pada simpul antara iga dan diafragma,
Kantung airmata. Tepat di hulu hati.
Berisi nama nama.
Ia tak hangus oleh sejuta bara. Tak koyak oleh seribu sembilu.
Tapi, satu saja nama itu luka, ia kan pecah.
Ketakberdayaan tumpah ruah.
Menjadi bandang gelisah.
Resah yang basah
pada sudut mata. Sesungguhnya:
Tangis adalah permohonan maaf,
sebab aku tak cukup kuat untuk membantu.
Aku hanya bisa ada.
Menjaga do'a agar nama nama tak luka.
Disana, antara iga dan diafragma,
pusat segala rasa. Dengan kau didalamnya.
Bersama mereka.
Dijaga do'a.
ini kutulis dalam keadaan setengah mengantuk. ketika tubuh sudah lelah namun otak menolak menyerah. ia masih ingin menangisi nama yang terluka kemarin pagi, bersama sesak yang dikirim dari hulu hati. sebab itulah aku menulis ini. untuk melepas emosi agar aku bisa bermimpi.
ReplyDelete