Otak saya sedang menolak untuk diajak melakukan perenungan mendalam. Ia sedang lelah. Saat ini ia hanya mau dan mampu menghubungkan titik-titik dan potongan-potongan konsep di level yang paling superficial. Keterhubungan pada tataran bentuk. Ia sedang tidak dalam kondisi prima untuk menelaah hubungan pada tataran esensi. Jadi, saat ini, saya hanya akan menuliskan sejumlah hal remeh-temeh yang kebetulan mampir di pikiran saya sejak beberapa hari kemarin.
Menurut saya, konsep kebetulan (coincidence) merupakan salah satu konsep yang muncul dari kebutuhan manusia akan makna (kebutuhan untuk memaknai). Manusia merasa perlu memberikan makna dan menghubung-hubungkan agar tercipta suatu gambaran besar karena manusia memerlukan makna dan kerangka untuk memahami pengalamannya. Ketika ada sejumlah kejadian acak yang setelah difilter ternyata bisa dianggap memiliki hubungan (se-arbitrer apapun hubungan itu) oleh pikiran, konsep kebetulan pun menjelma.
Ada tiga definisi kebetulan dalam KBBI: 1. tidak dengan sengaja terjadi, 2. tepat atau kena benar (dengan tidak sengaja); misalnya dalam kalimat 'Ia kebetulan sedang keluar ketika rumahnya kebakaran,' dan 3. keadaan yang terjadi secara tidak terduga. Dari ketiga definisi ini, kita bisa menyimpulkan bahwa suatu kejadian bisa dikategorikan sebagai kebetulan jika tidak ada unsur kesengajaan dan/atau perencanaan (ekspektasi) manusia yang mengalaminya.
Saya sendiri lebih senang mengartikan kebetulan dari kata bahasa Inggrisnya, coincidence. Kita bisa melihat kata ini sebagai kata bentukan dari co-incident atau coincide. Keduanya memiliki makna yang kurang lebih sama. Yang pertama, co-incident, maknanya adalah suatu kejadian yang terjadi bersamaan dengan atau menyertai (co-) suatu kejadian (incident) lain. Sementara yang kedua, coincide, bermakna: menempati posisi atau area yang sama pada suatu ruang atau waktu. Di sini, yang menjadi penekanan adalah pada adanya dua hal (atau kejadian) yang terjadi pada waktu atau ruang yang sama, bukan pada unsur kesengajaan pihak-pihak yang terlibat pada kejadian tersebut. Saya lebih menyenangi definisi yang ini karena penekanannya pada kejadian tidak menihilkan kemungkinan keterlibatan kesengajaan (pola/rancangan/peta/kerangka) pihak yang lebih besar (yang dalam keyakinan saya adalah Tuhan).
Kebetulan, ada sejumlah kebetulan yang saya amati pada beberapa hari kemarin:
1. Saya sedang memperkenalkan Zia pada Purnama, kebetulan, pada purnama bulan ini, saya bertemu kembali dengan seseorang yang saya identikkan dengan purnama pada referensi memori saya.
2. Saya sedang memikirkan dan merumuskan gagasan tentang intertekstualitas semesta (saling keterhubungan dalam skala yang lebih besar) semalam. Kebetulan, ketika saya sedang menonton salah satu serial tv, salah satu tokohnya menguraikan gagasan yang sama (Jemma Simmons dalam Marvel's Agents of S.H.I.E.L.D mengutip hukum pertama termodinamika, mengenai energi yang tidak hilang melainkan hanya berubah).
3. Saya sedang benar-benar meyakini konsep karma-dharma, yin-yang, keseimbangan semesta, yaitu bahwa semesta selalu berusaha kembali ke keadaan seimbang. Kebetulan, ketika saya mengobrol dengan sejumlah teman, keyakinan saya dipertegas oleh sebuah bukti cerita yang muncul secara tiba-tiba.
4. Akun Wifi yang biasa tim saya gunakan di tempat kerja tiba-tiba bermasalah dan tidak bisa digunakan lagi. Kebetulan, istri saya baru mengaktifkan paket internet dengan menggunakan salah satu provider yang kebetulan memberikan sebuah akun wifi baru yang bisa saya gunakan di tempat kerja.
5. Saya sudah dua hari pulang terlalu malam, sehingga ketika tiba di rumah, Zia sudah terlelap dan saya tidak sempat membacakannya cerita. Tapi, kebetulan, dua malam ini ia mengigau dan dalam kondisi setengah sadar ia meminta saya membacakan buku favoritnya. Ketika cerita telah melewati bagian yang ia senangi, ia pun terlelap kembali tanpa basa-basi.
Mungkin masih ada sejumlah kasus kebetulan lain yang sempat saya lihat, tapi saat ini otak saya tidak bisa mengingat selain yang sudah saya tuliskan diatas. Jadi, saya kira sekian saja. Kebetulan, sudah mulai banyak pengunjung lagi yang harus saya layani.
Selamat siang.
No comments:
Post a Comment