Sungguh, ini adalah kali terakhir
aku mengucap salam perpisahan
Bara itu takkan padam, seperti juga bara lainnya
dan aku sudah berdamai dengan rasa
tapi ialah ia, si anak bajang yang bersarang di kepala
dan ruci yang ada di hati
tak mau menerima, menolak menyadari
Mereka berkonspirasi untuk menyalakan api
meniup-niup bara itu dengan puisi
dan asapnya menyesakkanku
membuat batuk berairmata
menjadi risau yang harusnya tak ada
Sungguh, ini adalah terakhir kali
aku mengucap salam perpisahan
agar kau membalasnya
Maaf, kau harus terbawa-bawa, tapi aku perlu ini
untuk mendiamkan dua suara itu
biar mereka mati dalam mimpi
tak mengganggu lagi.
No comments:
Post a Comment